1. Imam Ahmad bin Hanbal
hafal 1.000.000 hadits termasuk sanad dan matannya. Menuliskan sekitar
40.000 hadits
2. Imam Bukhari
mengumpulkan 600.000 hadits, hafal 100.000 hadis shahih. Dan 200.000
yang tidak shahih. Menuliskannya sekitar 7.000 hadits
3. Imam Muslim
Mengumpulkan 300.000 hadits dan menuliskannya 12.000 hadits
4. Imam Abu Dawud
Mengumpulkan 50.000 hadits dan menuliskannya sekitar 4.800 hadits
Mereka adalah termasuk ulama yang aktif dan profesional dalam perbagai
ilmu dan menjadi panutan refensi dalam ilmu hadits khususnya (mereka
adalah imamnya para ulama' / ahli dalam ilmu hadits: muhaddits: baca).
Dan dalam klarifikasi fase ulama' mereka diatas adalah termasuk ulama'
mutaqaddimin (terdahulu/ lebih dahulu tua masanya).
--------------------------
Namun ironisnya, di zaman sekarang ini datang santri-santri syech google
Jamaah al-Fesbukiyah yang bahkan 1 hadits shahih pun belum tentu hafal
seutuhnya baik itu bunyi dan lafal arabnya, begitu juga artinya,serta sanad
dan matannya. Tiba-tiba mencela para ulama-ulama mutaqaddimin imam-imam
ahlul hadits sesungguhnya yang seluruh hidupnya total untuk agama dan
akherat meninggalkan kecintaannya terhadap dunia.
Mereka para pencela bisa disebut santri gagal faham dengan menimba ilmu
dari "ulama' kekinian" (dikatakan ulama yang baru lahir dan sedikit
menghafal hadits tapi dikultus Ahli Hadits bahkan kitab-kitab hadits yang
tidak melalui pen-tashih-an atau ditashih oleh dia, dinyatakan hadits
palsu,dho'if,dll.)
Antum bayangin saja. Jika Imam Bukhari sanggup mengumpulkan 600.000
hadis dalam waktu 16tahun. Maka secara matematik imam Bukhari
mendapatkan 1buah hadis per -10menit. Dan beliau rela melakukan perjalanan
yang jauhnya hingga ribuan KM untuk menyelidiki dan menemui seseorang
dan hanya menanyakan 1pertanyaan "DAPAT HADIS INI DARI MANA?"
Bukankah analogi logikanya seperti itu, jika kita mau berfikir?
Sementara antum hanya sekedar mengetik di layar plastik selebar 5inchi
hasil kredit dan minta-minta orang tua. Lalu berkata: "MENURUT SUMBER
INI, HADIS ITU GA SESUAI PEMAHAMAN SAYA"
Gak sesuai apa gagal faham..???
Baru menghafal hadits " KULLU BID'ATIN DHOLALAH." dan tidak memahami
konteks Hadits segi ilmu mustholah hadits, sudah berani sok-sok-an
mengkritisi Ulama'-ulama terdahulu (Ulama Mutaqaddimin)
.
Mohon maaf kepada seluruh pembaca, tulisan ini hanya untuk mengkritisi
diri ini sekalian menjadi bahan introspeksi pribadi, betapa bodohnya
mengkritisi ke-shohihan- hadits-hadits Imam Bukhari yang sudah
ditashihkan dan dimufakati ulama-ulama ahli hadits dizamannya.
.
Dan betapa berat sekali beban kebodohan itu dipikul oleh orang-orang
yang hanya mengambil hadits dari terjemahan dan copas (copy paste) tanpa
berguru, hingga tidak mengerti makna sesungguhnya.